What You See Is What You Get

Thursday, February 4, 2016
Berlangganan

KENALI TRIK WARTAWAN GADUNGAN DALAM MEMERAS KEPALA SEKOLAH



Berikut adalah trik-trik yang sering dipakai pakai wartawan gadungan dalam memeras Kepala Sekolah, yang perlu kita ketahui.

  1. Mereka datang berombongan. Satu rombongan terdiri atas 3 orang atau lebih. Biasanya mereka datang dengan sepeda motor atau mobil rental.
  2.  Memakai seragam layaknya seorang wartawan.Biasanya memakai baju rompi atau baju lengan panjang. 
  3. Membawa kartu pers dan atau kartu tanda anggota LSM dengan tulisan mencolok.  Kartu pers dan kartu LSM biasanya diselipkan di saku baju dengan posisi agar tampak jelas dibaca. Kartu pers dan atau kartu LSM itu juga sering diberi tali dan dikalungkan di leher. 
  4. Membawa kamera layaknya seorang wartawan profesional era 1980-an yang jago meliput berita. Biasanya juga membawa satu-dua eksemplar koran, tabloid, atau majalah. Terkadang koran, tabloid, dan majalah itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan mereka alias bukan media tempat mereka bekerja.
  5. Sesaat setelah datang ke kantor sekolah/ ruang kepala sekolah, biasanya mereka akan to the point tentang dana BOS atau dana proyek yang diterima sekolah. Mereka akan langsung menyimpulkan ada penyimpangan dana di sekolah tersebut.
  6. Tak jarang sebelum datang ke sekolah sasaran mereka akan menelepon kepala sekolah. Terkadang mereka juga menyiapkan daftar pertanyaan yang dengan sistem tertutup. Artinya,jawaban sengaja dibuat dengan pilihan "ya" atau "tidak". Misalnya: "Apakah benar pembangunan lokal baru di sekolah Anda tidak pakai tender?"
  7. Ketika sudah bertemu kepala sekolah, di sela pembicaraan mereka tak jarang berpura-pura menelepon koleganya yang diklaim sebagai anggota polisi atau pengacara. Maksudnya, agar kepala sekolah takut.
  8. Kalau kepala sekolah terlihat takut, mereka melancarkan jurus negosiasi. Mereka menggunakan bahasa "kerja sama" untuk negosiasi tersebut.
  9. Kalau kepala sekolah berani dan meyakinkan bahwa di sekolahnya tidak ada penyimpangan dana, mereka akan menurunkan jumlah uang yang diminta. Kalau kepala sekolah tetap tidak mau memberikan uang, biasanya mereka akan menerima berapa pun yang diberikan kepala sekolah. Mereka menyebutnya uang bensin. Artinya, Rp 20 ribu pun akan mereka terima.
  10. Kalau kepala sekolah takut dan memberikan sejumlah uang, pada bulan berikutnya mereka akan datang lagi untuk meminta jatah.

dikutip dari : http://www.teraslampung.com/